BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Struktur tanah adalah salah satu sifat dasar tanah yang sangat mempengaruhi sifat tanah yang lain serta besar pengaruhnya terhadap kemampuan tanah sebagai media pertanaman. Struktur digunakan untuk mendeskripsikan agregasi secara umum atau susunan bagian padat tanah.
Suatu penampang tanah dapat didomonasi oleh suatu corak tanah tertentu. Kadang-kadang berbagai corak agregasi akan dijumpai ketika meneliti horizon demi horizon suatu profil tanah.
Bentuk-bentuk struktur dalam keadaan tidak terganggu terjadi dari dua keadaad=n non structural, yaitu: zarah lepas dan masiv. Pasir merupakan contoh pertama bahan organic mengikat zarah lepas menjadi keolompok-kelompok atau agregat-agregat
1.2 TUJUAN
* Mengetahui bentuk struktur tanah
* Mengetahui faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh struktur tanah
* Mngetahui kolerasi antara struktur tanah dalam bidang pertanian
Struktur tanah adalah salah satu sifat dasar tanah yang sangat mempengaruhi sifat tanah yang lain serta besar pengaruhnya terhadap kemampuan tanah sebagai media pertanaman. Struktur digunakan untuk mendeskripsikan agregasi secara umum atau susunan bagian padat tanah.
Suatu penampang tanah dapat didomonasi oleh suatu corak tanah tertentu. Kadang-kadang berbagai corak agregasi akan dijumpai ketika meneliti horizon demi horizon suatu profil tanah.
Bentuk-bentuk struktur dalam keadaan tidak terganggu terjadi dari dua keadaad=n non structural, yaitu: zarah lepas dan masiv. Pasir merupakan contoh pertama bahan organic mengikat zarah lepas menjadi keolompok-kelompok atau agregat-agregat
1.2 TUJUAN
* Mengetahui bentuk struktur tanah
* Mengetahui faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh struktur tanah
* Mngetahui kolerasi antara struktur tanah dalam bidang pertanian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 JURNAL STRUKTUR TANAH (2 ANALISIS)
*JURNAL
*JURNAL
METODE :
Contoh tanah lapis diambil dari tempat yang berbeda, contoh tanah selanjutnya dikering anginkan didalam ruuangan tanpa terkena sinar matahari langsung. Setelah kering contoh tanah di grinder atau dihancurkan untuk mendapatkan ukuran agregat berdiameter 2,0 – 1,0 mm. setiap contoh tanah dilakukan perlakuan pembasahan dan perlakuan pelarutan selektif. Proses pembasahan melalui tiga cara yaitu : pembasahan cepat,lambat,dan alcohol. Untuk mengetahui kekuatan bahan sementasi dilakukan perlakuan selektif dengan larutan pirofosfat,oksalat,dan ditionit-sitrat. Setelah waktu perlakuan selesai dilakukan proses pengukuran stabilitas agregat dengan metode pengayakan basah. Parameter yang diambil meliputi presentasi agregasi (PA) kering dan basah, stabilitas agregat (SA) , indeks pelumpuran ( relative slanking indeks = RSI ), indeks stabilitas agregat ( SI dan ISA)
Contoh tanah lapis diambil dari tempat yang berbeda, contoh tanah selanjutnya dikering anginkan didalam ruuangan tanpa terkena sinar matahari langsung. Setelah kering contoh tanah di grinder atau dihancurkan untuk mendapatkan ukuran agregat berdiameter 2,0 – 1,0 mm. setiap contoh tanah dilakukan perlakuan pembasahan dan perlakuan pelarutan selektif. Proses pembasahan melalui tiga cara yaitu : pembasahan cepat,lambat,dan alcohol. Untuk mengetahui kekuatan bahan sementasi dilakukan perlakuan selektif dengan larutan pirofosfat,oksalat,dan ditionit-sitrat. Setelah waktu perlakuan selesai dilakukan proses pengukuran stabilitas agregat dengan metode pengayakan basah. Parameter yang diambil meliputi presentasi agregasi (PA) kering dan basah, stabilitas agregat (SA) , indeks pelumpuran ( relative slanking indeks = RSI ), indeks stabilitas agregat ( SI dan ISA)
METODE 2 :
Contoh tanah lapis diambil dari tempat yang berbeda selanjutnya contoh tanah dikering anginkan didalam ruang tanpa sinar matahari langsung. Setelah kering contoh tanah di hancurkan untuk mendapatkan ukuran agregat berdiameter 2,0-1,0 mm dan 8,0-4,76 mm. Masing-maso=ing contoh tanah disimpan dalam kantong plastic tebal. Setiap contoh tanah dilakukan pembasahan dengan air dan alcohol dan perlakuan larutan selektif dengan senyawa pirofosfat,oksalat, dan ditionit0sitrat.
Contoh tanah lapis diambil dari tempat yang berbeda selanjutnya contoh tanah dikering anginkan didalam ruang tanpa sinar matahari langsung. Setelah kering contoh tanah di hancurkan untuk mendapatkan ukuran agregat berdiameter 2,0-1,0 mm dan 8,0-4,76 mm. Masing-maso=ing contoh tanah disimpan dalam kantong plastic tebal. Setiap contoh tanah dilakukan pembasahan dengan air dan alcohol dan perlakuan larutan selektif dengan senyawa pirofosfat,oksalat, dan ditionit0sitrat.
Perlakuan pembahasan :
Pembahasan dilakukuan dengan 3 metode :
• Pembasahan lambat = Agregat kering diletakan diatas kertas saring krmudian ditaruh diatas bed pasir basah sampai diperoleh kondisi jenuh ( 15-30 menit)
• Pembasahan cepat = agregat kering langsung diletakkan dalam air dibiarkan 10-15 menit.
• Pembasahan alcohol = agregat kering dibuat kondisi jenuh dengan alcohol secara perlahan lahan. Pembasahan dapat melalui samping atau kertas saring.
Pembahasan dilakukuan dengan 3 metode :
• Pembasahan lambat = Agregat kering diletakan diatas kertas saring krmudian ditaruh diatas bed pasir basah sampai diperoleh kondisi jenuh ( 15-30 menit)
• Pembasahan cepat = agregat kering langsung diletakkan dalam air dibiarkan 10-15 menit.
• Pembasahan alcohol = agregat kering dibuat kondisi jenuh dengan alcohol secara perlahan lahan. Pembasahan dapat melalui samping atau kertas saring.
Perlakuan Pelarut Selektif :
Agregat kering ( 50g) direndam dalam sejumlah volume tertentu (100ml) senyawa pwlarut selektif ( pirofosfat ,oksalat dan ditionit-sitrat) dana digoyang goyang selama satu menit (20x) kemudian didiamkan selama 30menit. Setelah waktu perlakuan selesai dilakukan
proses pengukuran agihan ukuran agretgat dengan metode pengayakan basah, sedangkan pengukutan dispersitas agregat dilakukan dengan metode sedimentasi.
Banyaknya agregat yang terdispers secara ilmiah dipengaruhi oleh Ph tanahnya. Untuk itu , diukur juga dispersitas agregat tanah pada berbagai kisaran Ph.
Agregat kering ( 50g) direndam dalam sejumlah volume tertentu (100ml) senyawa pwlarut selektif ( pirofosfat ,oksalat dan ditionit-sitrat) dana digoyang goyang selama satu menit (20x) kemudian didiamkan selama 30menit. Setelah waktu perlakuan selesai dilakukan
proses pengukuran agihan ukuran agretgat dengan metode pengayakan basah, sedangkan pengukutan dispersitas agregat dilakukan dengan metode sedimentasi.
Banyaknya agregat yang terdispers secara ilmiah dipengaruhi oleh Ph tanahnya. Untuk itu , diukur juga dispersitas agregat tanah pada berbagai kisaran Ph.
Metode kualitatif :
Sampeel tanah yang telah padat diukur dengan menggunakan jangka sorong . Sedangkan tanah komposit sebelum diukur dipadatkan terlebih dahulu dengan mengoyangkan didalam plastic tebal, setelah padat. Analisa dan ukur panjang,tinggi,lebarnya,catatllah hasilnya.
Sampeel tanah yang telah padat diukur dengan menggunakan jangka sorong . Sedangkan tanah komposit sebelum diukur dipadatkan terlebih dahulu dengan mengoyangkan didalam plastic tebal, setelah padat. Analisa dan ukur panjang,tinggi,lebarnya,catatllah hasilnya.
2.3 FAKTOR YANG DIPENGARUHI OLEH STRUKTUR TANAH
- Pergerakan air
Pergerakan air dibagi menjadi 3, yaitu:
• Prokolasi PERKOLASI adalah pergerakan air didalam tanah
• Inviltrasi adalah pergerakan air dipermukaan tanah sebelum mencapai tanah bagian dalam.
• Limpasan adalah atau disebut juga run off = air langsung mengalir kebawah.
Pergerakan air ini merupakn salah satu faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanaman. Apabila struktur tanah memiliki banyak pori maka pergerakan air cenderung menuju ke pusat gravitasi dan kemungkinan untuk terjadi limpasan sangatlah kecil. Begitupun sebaliknya apabila struktur tanah tersebut memiliki sedikit pori dan tidak teguh maka pergerakan air cenderung akan mengalami limpasan/ run off.
- Pergerakan air
Pergerakan air dibagi menjadi 3, yaitu:
• Prokolasi PERKOLASI adalah pergerakan air didalam tanah
• Inviltrasi adalah pergerakan air dipermukaan tanah sebelum mencapai tanah bagian dalam.
• Limpasan adalah atau disebut juga run off = air langsung mengalir kebawah.
Pergerakan air ini merupakn salah satu faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanaman. Apabila struktur tanah memiliki banyak pori maka pergerakan air cenderung menuju ke pusat gravitasi dan kemungkinan untuk terjadi limpasan sangatlah kecil. Begitupun sebaliknya apabila struktur tanah tersebut memiliki sedikit pori dan tidak teguh maka pergerakan air cenderung akan mengalami limpasan/ run off.
• Ukuran
Ukuran struktur dibedakan dalam 5 kelas, yakni:
sangat halus, halus, sedang, kasar/besar, dan sangat besar. Batas ukuran dari kelas tersebut berbedamenurut bentuk struktur.
Ukuran masing-masing kelas menurut bentuk struktur tanah (mm)
Ukuran struktur dibedakan dalam 5 kelas, yakni:
sangat halus, halus, sedang, kasar/besar, dan sangat besar. Batas ukuran dari kelas tersebut berbedamenurut bentuk struktur.
Ukuran masing-masing kelas menurut bentuk struktur tanah (mm)
Kelas
Lempeng*)
Prisma dan Tiang
Gumpal
Kersai
Lempeng*)
Prisma dan Tiang
Gumpal
Kersai
Sangat halus <1 <10 <5 10 >100 >50 >10
*) Dalam deskripsi, tipis digunakan sebagai pengganti halus, dan tebal sebagai kasar.
*) Dalam deskripsi, tipis digunakan sebagai pengganti halus, dan tebal sebagai kasar.
• Kemantapan agregat
Ketahanan rata- rata agregat tanah melawan pendispersi oleh benturan tetes air hujan atau penggenangan air. Kemantapan tergantung pada ketahanan jonjot tanah melawan daya dispersi air dan kekuatan sementasi atau pengikatan. Struktur tanah disyarati oleh tekstur, adanya bahan organik dan bahan-bahan perekat lain serta nisbah atau perbandingan antara berbagai kation yang ada dalam tanah. Struktur tanah berpengaruh penting atas regim udara dan air dalam tanah, antara hidrolik dan konsekuensinya yang berpengaruh atas pertumbuhan akar dan kegiatan biologi dalam tanah.
• Konsistensi
Derajat kohesi dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. Kosistensi ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur tanah. Cara penentuan
• Lapangan : Memijat tanah dalam kondisi kering, lembab, dan basah
• Laboratorium : angka-angka Atterberg
• Perakaran
Perakaran selain menjadi factor yang mempengaruhi struktur tanah, perakaran juga merupakan salah satu faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanah. System perakaran tanah akan lebih bagus dengan kata lain akan lebih berkembang baik jika struktur tanahnya juga tidak terlalu memadat seperti kubus atau prisma. System perakaran dalam tanah akan lebih berkembang baik jika terletak pada struktur tanah yang kersai atau remah.
• Erosi
Erosi juga merupakan faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanah. Jika struktur tanah itu cenderung tipis dan tidak teguh maka erosi yang ditimbulkan akan semakin besar. Begitupun sebaliknya, jika struktur tanah itu cenderung tebal dan keras maka kemungkinan erosi yang terjadi cenderung sedikit atau bahkan tidak ada.
• Porositas
Porositas atau jumlah ruang pori yang terdapat didalam tanah merupakan salah satu faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanah. Semakin padat dan keras struktur tanah maka porositasnya semakin sedikit dan berkurang sebaliknya, semakin remahnya struktur tanah maka porositsnya semakin banyak.
Ketahanan rata- rata agregat tanah melawan pendispersi oleh benturan tetes air hujan atau penggenangan air. Kemantapan tergantung pada ketahanan jonjot tanah melawan daya dispersi air dan kekuatan sementasi atau pengikatan. Struktur tanah disyarati oleh tekstur, adanya bahan organik dan bahan-bahan perekat lain serta nisbah atau perbandingan antara berbagai kation yang ada dalam tanah. Struktur tanah berpengaruh penting atas regim udara dan air dalam tanah, antara hidrolik dan konsekuensinya yang berpengaruh atas pertumbuhan akar dan kegiatan biologi dalam tanah.
• Konsistensi
Derajat kohesi dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. Kosistensi ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur tanah. Cara penentuan
• Lapangan : Memijat tanah dalam kondisi kering, lembab, dan basah
• Laboratorium : angka-angka Atterberg
• Perakaran
Perakaran selain menjadi factor yang mempengaruhi struktur tanah, perakaran juga merupakan salah satu faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanah. System perakaran tanah akan lebih bagus dengan kata lain akan lebih berkembang baik jika struktur tanahnya juga tidak terlalu memadat seperti kubus atau prisma. System perakaran dalam tanah akan lebih berkembang baik jika terletak pada struktur tanah yang kersai atau remah.
• Erosi
Erosi juga merupakan faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanah. Jika struktur tanah itu cenderung tipis dan tidak teguh maka erosi yang ditimbulkan akan semakin besar. Begitupun sebaliknya, jika struktur tanah itu cenderung tebal dan keras maka kemungkinan erosi yang terjadi cenderung sedikit atau bahkan tidak ada.
• Porositas
Porositas atau jumlah ruang pori yang terdapat didalam tanah merupakan salah satu faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanah. Semakin padat dan keras struktur tanah maka porositasnya semakin sedikit dan berkurang sebaliknya, semakin remahnya struktur tanah maka porositsnya semakin banyak.
2.5 GAMBAR BENTUK STRUKTUR TANAH
A. Gumpal membulat B.Gumpal bersudut
A. Gumpal membulat B.Gumpal bersudut
C. Tiang D. Prisma
E.Lempeng F. Remah
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 ALAT DAN BAHAN
* ALAT
1.Jangka sorong untuk mengukur
2. Buku untuk mencatat hasil pengukuran
3. bulpen untuk menulis
* BAHAN
1. Tanah bentuk lempeng
2. Tanah bentuk tiang
3. Tanah bentuk gumpal bersudut
4. Tanah bentuk gumpal membulat
5. Tanah bentuk granuler
6. Tanah bentuk prismatik
• Tanah bentuk remah
METODE PRAKTIKUM
3.1 ALAT DAN BAHAN
* ALAT
1.Jangka sorong untuk mengukur
2. Buku untuk mencatat hasil pengukuran
3. bulpen untuk menulis
* BAHAN
1. Tanah bentuk lempeng
2. Tanah bentuk tiang
3. Tanah bentuk gumpal bersudut
4. Tanah bentuk gumpal membulat
5. Tanah bentuk granuler
6. Tanah bentuk prismatik
• Tanah bentuk remah
3.2 DIAGRAM ALIR
Amati macam-macam struktur tanah yang telah tersedia
Ambil satu struktur tanah yang ada
Ukur panjang, lebar dan tinggi struktur tanah tersebut
Lakukan hal yang sama pada kelima struktur tanah yang lain
Catat hasil pengukuran struktur tanah tersebut
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 DATA HASIL PENGAMATAN
TANAH P L T STRUKTUR
A 3.55 4.21 5.49 Gumpal bersudut
B 5.74 4.55 10.05 Tiang
C 6.05 4.22 6.45 Gumpal bulat
D 4.08 4.37 5.35 Lokasi piranha
E 5.24 4.35 1.22 Lempeng
TANAH P L T STRUKTUR
A 3.55 4.21 5.49 Gumpal bersudut
B 5.74 4.55 10.05 Tiang
C 6.05 4.22 6.45 Gumpal bulat
D 4.08 4.37 5.35 Lokasi piranha
E 5.24 4.35 1.22 Lempeng
4.2 PEMBAHASAN
Dari data diatas dapat dilihat bahwa struktur tanah itu berbeda beda, lempeng,tiang,gumpal membulat,gumpal bersudut,prisma,granular,remah. Gumpal membulat lebih besar ukuranya dibandingkan struktur tanah lain,dan struktur tanah ini terdapat pada horizon akhir.
Pada komposit dua dan komposit empat sama sama terletak pada horizon A namun memiliki struktur tanah yang berbeda antara satu dan yang lain. Pada komposit dua strukturnya yaitu gumpal membulat,sedangkan pada komposit empat strukturnya gumpal bersudut. Hal ini dipengaruhi oleh struktur tanah aktifitas organism, bahan organic, kandungan liat, dan perekarannya yang menjadi factor factor yang mempengaruhi struktur tanah.
Pada komposit dua dan komposit empat sama sama terletak pada horizon A namun memiliki struktur tanah yang berbeda antara satu dan yang lain. Pada komposit dua strukturnya yaitu gumpal membulat,sedangkan pada komposit empat strukturnya gumpal bersudut. Hal ini dipengaruhi oleh struktur tanah aktifitas organism, bahan organic, kandungan liat, dan perekarannya yang menjadi factor factor yang mempengaruhi struktur tanah.
4.3 KOLERASI ANTARA STRUKTUR TANAH DENGAN SIFAT FISIK TANAH LAINYA
Tanah dinyatakan tidak berstuktur apabila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lainnya. Tanah yang memiliki struktur yang baik mempunyai tata udara yank baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah harus tidak mudah rusak jadi pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila hujan. Tanah yang dominan liat memiliki konsistensi yang kuat, sehingga struktur mantap. Apabila konsistensi kuat maka struktur makin mantap.
4.4 KOLERASI ANTARA STRUKTUR DALAM BIDANG PERTANIAN
Struktur tanah berpengaruh dalam cara pengolahan dibidang pertanian. Apabila struktur tanah tersebut konsistensinya besar maka pengolahannya juga membutuhkan banyak tenaga dan sebaliknya apabila tanah tersebut berstruktur remah/kersai yang kecil daya konsistensinya maka pengolahannya membutuhkan tenaga yang sedikit.
Selain itu tanah yang berstuktur granular memiliki banyak pori yang merupakan tata udara dan drainase yang baik. Unsur-unsur hara dan air beserta mineral yang dibutuhkan tanaman lebih mudah masuk dan mudah tersedia untuk pertumbuhan tanaman. System perakaran dari tanaman pun lebih baik, karena akar lebih mudah untuk menembus tanah dan mencari mineral dan air serta unsure hara didalam tanah.
Tanah dinyatakan tidak berstuktur apabila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lainnya. Tanah yang memiliki struktur yang baik mempunyai tata udara yank baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah harus tidak mudah rusak jadi pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila hujan. Tanah yang dominan liat memiliki konsistensi yang kuat, sehingga struktur mantap. Apabila konsistensi kuat maka struktur makin mantap.
4.4 KOLERASI ANTARA STRUKTUR DALAM BIDANG PERTANIAN
Struktur tanah berpengaruh dalam cara pengolahan dibidang pertanian. Apabila struktur tanah tersebut konsistensinya besar maka pengolahannya juga membutuhkan banyak tenaga dan sebaliknya apabila tanah tersebut berstruktur remah/kersai yang kecil daya konsistensinya maka pengolahannya membutuhkan tenaga yang sedikit.
Selain itu tanah yang berstuktur granular memiliki banyak pori yang merupakan tata udara dan drainase yang baik. Unsur-unsur hara dan air beserta mineral yang dibutuhkan tanaman lebih mudah masuk dan mudah tersedia untuk pertumbuhan tanaman. System perakaran dari tanaman pun lebih baik, karena akar lebih mudah untuk menembus tanah dan mencari mineral dan air serta unsure hara didalam tanah.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Struktur tanah merupakan salah satu sifat dasar tanah yang sangat mempengaruhi sifat tanah yang lain serta besar pengaruhnya terhadap pengaruh tanah sebagai media pertanaman. Bentuk bentuk struktur tanah ada 7 yaitu : Granular,Remah,Lempeng,Gumpal membulat,Gumpal bersudut,Prisma, Dan Tiang. Faktor-faktor yang mempengaruhi strutur tanah ialah tej=kstur tanah,aktifitas organism,bahan organic, kandungan lait,dan perakaran sedangkan factor – factor yang dipengaruhi oleh struktur tanah adalah pergerakan air , perakaran tanah, pengolahan , konsistensi, erosi, dan porositas.
5.2 SARAN
Untuk lebih meringankan dalam penyusunan laporan praktikum tanah dengan menggunakan satu jurnal atau bahkan tidak menggunakan jurnal sebagai bahan literatur,,
Struktur tanah merupakan salah satu sifat dasar tanah yang sangat mempengaruhi sifat tanah yang lain serta besar pengaruhnya terhadap pengaruh tanah sebagai media pertanaman. Bentuk bentuk struktur tanah ada 7 yaitu : Granular,Remah,Lempeng,Gumpal membulat,Gumpal bersudut,Prisma, Dan Tiang. Faktor-faktor yang mempengaruhi strutur tanah ialah tej=kstur tanah,aktifitas organism,bahan organic, kandungan lait,dan perakaran sedangkan factor – factor yang dipengaruhi oleh struktur tanah adalah pergerakan air , perakaran tanah, pengolahan , konsistensi, erosi, dan porositas.
5.2 SARAN
Untuk lebih meringankan dalam penyusunan laporan praktikum tanah dengan menggunakan satu jurnal atau bahkan tidak menggunakan jurnal sebagai bahan literatur,,
DAFTAR PUSTAKA
• Handayani,Suci.2002. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan “Stabilitas agregat”
• Handayani,suci.Hinarminto,BambangHendro.2002. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
“ Kajian struktur Tanah Lapis Oleh : I Agihan ukuran dan dispertasi agregat
Foth.D.Henry.1998. Dasar-dasar Ilmu Tanah Yogyakarta: GadjahMada University Pres.
Subagyo.1979.Dasar-dasar Ilmu Tanah.Jakarta: Erlangga
• Handayani,suci.Hinarminto,BambangHendro.2002. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
“ Kajian struktur Tanah Lapis Oleh : I Agihan ukuran dan dispertasi agregat
Foth.D.Henry.1998. Dasar-dasar Ilmu Tanah Yogyakarta: GadjahMada University Pres.
Subagyo.1979.Dasar-dasar Ilmu Tanah.Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar